Selasa, 27 April 2010

2


2 atau dua,
Kenapa aku memilih "2" atau "dua" ? Sampai "dua" ini aku jadikan tanggal dan bulan pernikahanku loh... :)

Angka "2" memiliki makna yang mendalam buat saya.
Alam semesta sudah mengajarkan kepada kita, konsep "dua".
Berawal dari kisah penciptaan, Sang Pencipta mendesain konstruksi alam semesta dengan konsep "dua".
Diciptakan-Nya, matahari dan bulan, siang dan malam, panas dan dingin, baik dan jahat, pasang dan surut, laki-laki dan perempuan.
Saya mencoba meng"utak-atik" karya ilahi ini, seumpama saya menghilangkan matahari? menghilangkan siang? menghilangkan panas? menghilangkan jahat? menghilangkan perempuan?
Apa yang akan terjadi?
Jika matahari dihilangkan (tidak diciptakan), maka bumi akan dingin, dan selanjutnya tidak ada kehidupan. Demikian sebaliknya, apabila bulan tidak diciptakan, maka bumi menjadi panas, dan mati.
Apabila hanya diciptakan laki-laki saja, tidak ada perempuan, tidak akan ada proses "kelanjutan" hidup atau akan menjadi mati.
Alam semesta mengajarkan berpasang-pasangan.
Laki-laki dan perempuan, berpasangan menghasilkan "tiga", "empat", "lima", dan seterusnya.
Matahari dan bulan, berpasangan menghasilkan waktu siang dan malam, sehingga alam semesta menjadi seimbang, dan kehidupan terus berlanjut.
Konsep "dua" membuat pola "KELANJUTAN" dan "KESEIMBANGAN".

Jelas sekali konsep "dua" ini sangatlah hebat....
salut buat Sang Khalik.

Namun, bagaimana dengan ulah manusia? ulah yang mengganggu keseimbangan alam semesta?
Penambangan, penebangan hutan, eksploitasi laut, sampah plastik, dan sebagainya....?
Itulah mengapa ada "Awal" dan juga ada "Akhir".


*Sekedar curahan hati seorang kasta sudra...

Tidak ada komentar: