Kamis, 11 Maret 2010
NODA HITAM DI MONAS
Inilah M O N A S, Monumen Nasional. Tepatnya berada di ibukota Indonesia, Jakarta.
Bangunan ini sangat megah, dan dibanggakan oleh "seluruh" rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
Namun, dibalik kemegahan dan gemerlap kemilau emas yang melapisi pucuk monumen ini...
Menempel bercak kotoran yang sudah cukup lama hinggap disana. Bercak itu adalah KORUPSI. Memang sudah tidak bisa dipungkiri, bangsa Indonesia adalah bangsa yang terkorup. Mulai dari lembaga pemerintah terendah hingga lembaga tertinggi pemerintah.
Mungkin ajian "Aji Mumpung" memang benar-benar mumpuni. Mumpung menjadi Lurah, mumpung menjadi Walikota, mumpung menjadi Gubernur, mumpung menjadi Menteri, mumpung menjadi Presiden, , mumpung menjadi DPR, mumpung menjadi pegawai pajak, ... bla bla bla...
Mumpung ada kesempatan, silakan ber-Korupsi Ria...
Kekayaan alam, laut, hutan, tambang, ternak, kebun, sawah, rempah-rempah, semuanya dikuasai oleh "negara" dan dipergunakan untuk kemakmuran "rakyat". Rakyat yang mana?
Sungguh ironis, sementara kekayaan alam Indonesia "dijual" ke negara asing, tapi kenapa tingkat kemiskinan di Indonesia semakin meningkat? Busung lapar, kebodohan, anak jalanan, melonjaknya harga bahan pokok, biaya kesehatan semakin tidak terjangkau, PHK dimana-mana, dst.
Apakah yang salah? Apakah para pengatur negeri ini sudah terlalu serakah?
Sederetan kasus-kasus Korupsi semakin banyak terkuak, dan melibatkan orang-orang penting di negara ini. Orang-orang yang menduduki tempat strategis dalam lembaga pemerintahan. Orang-orang yang seharusnya menjalankan amanah untuk memberikan pelayanan dan kesejahteraan kepada rakyat Indonesia. Mereka sudah mencoreng keharuman bumi pertiwi ini. Malu sekali saya menjadi orang Indonesia. Malu sekali memajang Monumen Nasional yang berbalut emas.
Mari teman-teman seperjuangan, rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke, mari bergandeng tangan memberantas mafia-mafia Koruptor di Indonesia.Bersama kita wujudkan bangsa Indonesia yang indah, penuh ramah tamah, tidak ada keserakahan, dan saling bergotong royong.
Salam,
Ilustrasi : yessyabdi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar